Resmikan Rumah Betang, Bupati Kapuas Hulu: Semoga Rumah Betang Ini Terberkati

0
6
Resmikan Rumah Betang, Bupati Kapuas Hulu: Semoga Rumah Betang Ini Terberkati
Proses Penandatanganan Peresmian Rumah Betang oleh Bupati Kapuas Hulu/ist

jaringanmilenialnusantara.id Bupati Kapuas Hulu,Fransiskus Diaanmeresmikan rumah betang Jadi Ingko Banua, Desa Sayut, Kecamatan Putussibau Selatan, Kamis (3/7/25).

Dalam Sambutannya, Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan menuturkan bahwa Pemda Kapuas Hulu mengapresiasi pemberkatan dan peresmian betang Jadi Ingko Banua. Terlihat jelas adanya persatuan, gotong royong ada disini, sehingga rumah betang bisa berdiri.

“Semoga rumah betang ini terberkati,” ucapnya.

Peresmian tersebut dirangkaikan dengan beberapa kegiatan lain diantaranya acara adat Mamasi So, serta pemberkatan salib Yubelium dan pemberkatan taman doa peziarahan pengharapan banuaka oleh Mgr. Samuel Oton Sidin.

Bupati Kapuas Hulu Meresmikan Rumah Betang Jadi Ingko Banua di Desa Sayut
Sambutan Bupati Kapuas Hulu Meresmikan Rumah Betang Jadi Ingko Banua di Desa Sayut/ist

Dalam kegiatan dirumah betang So Ingko Banua hadir Ketua DPRD Kapuas Hulu, Yanto SP dan Anggota Dewan lannya, Antonius Thambun, Kapolres Kapuas Hulu, AKBP Roberto Aprianto Uda, para Kepala OPD Kapuas Hulu, tokoh masyarakat dan tokoh adat, serta organisasi kemasyarakatan suku Dayak.

Baca Juga :   Hadiri Acara Gawai Dayak ke 8, Bupati Fransiskus Ajak Masyarakat Perkuat Persaudaraan

Sehubungan dengn Mamasi Jadi, menurut Fransiskus, ini adalah adat yang layak dan harus dilestarikan. Generasi muda saat ini perlu mengetahui warisan leluhurnya.

Rumah Betang Mempersatukan Orang Dayak

Bupati Kapuas Hulu juga meminta agar masyarakat menjaga, merawat rumah betang, sebab rumah betang rawan dengan musibah kebakaran.

“Kita tahu Cagar Budaya Betang kita sudah musnah karena kebakaran, ini harus jadi pelajaran kita bersama untuk menjaga rumah betang,” tegasnya.

Uskup Keuskupan Sintang, Mgr. Samuel mengatakan bahwa dirinya bahagia bisa dilibatkan dalam kegiatan hari ini. Selain memimpin misa, dirinya terlibat dalam kebahagiaan masyarakat di rumah betang So Ingko Banua.

“Betang itu mempersatukan kita orang Dayak, sebagai satu keluarga,” ujarnya.

Menurutnya di rumah betang So Ingko Banua terbangun secara komplit, kehidupan beragama dan berbudaya. Bahkan menjadi rumah betang terpanjang di Kapuas Hulu.

“Mari semua lestarikan hidup rohani, lestarikan hidup berbudaya, jaga rumah betang,” ucap Mgr. Samuel.

Ketua panitia kegiatan peresmian Betang So Ingko Banua, RA Sungkalang mengatakan rumah betang yang diresmikan kali ini adalah rumah betang yang ke lima.

“Rumah betang sebelumnya ada yang terkena bencana longsor dan ada yang terbakar,” ungkapnya.

Pada betang ini, lanjutnya, ada 62 KK yang memiliki bilik. Betang ini dibangun sejak 13 Agustus 2020, setelah 4 tahun, 10 bulan, 3 hari, akhirnya selesai dan diresmikan.

Baca Juga:   Wabup Kapuas Hulu Sukardi Tutup Kegiatan Jambore-Bersama di Putussibau

“Kami tidak menyangka akan banyak umat dan masyarakat yang datang. Kami mengapresiasi dukungan semuanya, terutama Pak Bupati Fransiskus Diaan,” ujarnya.

Terkait dengan rangkaian kegiatan, kata Sungkalang sudah dilaksanakan ritual adat pamindara kemudian Mamasi So. Selain itu ada pemberkatan dan pemasangan salib di depan pintu bilik, pemberkatan salib Yubelium.

“Ada juga pemberkatan taman doa penziarahan pengharapan Banuaka oleh Uskup Keuskupan Sintang, Mgr. Samuel,” lanjutnya. **

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here