
jaringanmilenialnusantara.id – Sekitar 25.000 orang pencari kerja memadati acara “Bekasi Pasti Kerja”, sebuah bursa kerja gabungan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi , Selasa (27/5/2025).
Antusiasme tinggi ini mencerminkan betapa besarnya kebutuhan masyarakat akan lapangan kerja di wilayah Bekasi dan sekitarnya. Namun, membludaknya peserta hingga menyebabkan kericuhan menjadi perhatian serius berbagai pihak.
Ketua Umum Gerakan Muda Kota Bekasi (GMKB), Nicolous Yuliano Ridwan , menyampaikannya mengenai kejadian tersebut.
Baca Juga : Laporan Keuangan Pemkab Kapuas Hulu Raih Opini WTP 8 Kali Beruntun
“Kericuhan yang terjadi adalah bukti nyata bahwa kemiskinan di Bekasi bukan lagi masalah statistik, tapi sudah menjadi krisis sosial,” ujar Nicolous.
Ia menekankan pentingnya koordinasi dan manajemen teknis acara semacam ini agar tidak menimbulkan ketegangan yang kontraproduktif.
Ketua GMKB: Perlu Langkah Strategis dan Keberlanjutan
Lebih lanjut, Nicolous mendorong pemerintah daerah, baik Kabupaten maupun Kota Bekasi, untuk mengambil langkah-langkah strategi dan pilihan.
“Jangan hanya reaktif dengan kegiatan seremonial. Harus ada kebijakan konkret untuk membuka lapangan kerja baru baik melalui industrialisasi berkelanjutan, dukungan terhadap UMKM, dan pengembangan ekonomi digital di kalangan pemuda,” tegasnya.
Baca Juga : PSU Pilkada Barito Utara akan Digelar 6 Agustus 2025
Ia juga menyarankan agar pemerintah daerah membentuk gugus tugas pengentasan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat sipil, dunia usaha, dan organisasi kepemudaan.
“Dengan keterlibatan multi-stakeholder, solusi yang dihasilkan akan lebih inklusif dan tepat sasaran,” tambah ketua.
Melihat besarnya kemiskinan yang terus meningkat, Ketua Gerakan Muda Kota Bekasi (GMKB) menyatakan kesiapan untuk ikut serta dalam membangun sistem pelatihan kerja terpadu dan mendorong generasi muda Bekasi agar siap bersaing di dunia kerja yang kompetitif.

