
jaringanmilenialnusantara.id – Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kabupaten Kapuas Hulu menggelar Rapat Kerja Cabang tahun 2022 sekaligus seminar dengan mengangat tema “Peran Tenaga Farmasi Dalam Pengendalian Resistensi Antibiotik Serta Penanganan Pasien Hypertensi Dengan CKD dan Proses Perizinan Apotek dan Toko Obat Melalui Sistem OSS Berbasis Resiko”. Putussibau, 22 Oktober 2022
Kegiatan dibuka oleh Bupati Kapuas Hulu yang diwakili Asisten III, Ir. H. Istiwa, M.Si dihadiri Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan Dinkes, PP dan KB Kapuas Hulu, Nanang Padli. Mewakili Kadinkes, PP dan KB Kapuas Hulu.
Selain itu, Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Pengurus Daerah Kalimantan Barat, Ketua Beserta Jajaran Ikatan Apoteker Indonesia Pengurus Cabang Kabupaten Kapuas Hulu.
Narasumber, dr. eunike, Sp.PD, Dr.Hariyanto, M.Si,Apt, dan Sundari, S.A.P, Direktur RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau. Hadir Juga Beberapa Organisasi Profesi Bidang Kesehatan Meliputi: Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (AKLI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) dll.
Kabid Pelayanan dan SDK Dinkes PP dan KB Kapuas Hulu, Nanang Padli menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh jajaran pengurus dan anggota Ikatan Apoteker Indonesia pengurus cabang Kapuas Hulu, atas terselenggaranya Rakercab ini.
“Semoga Rakercab ini dapat menghasilkan komitmen bersama yang dituangkan dalam program kerja, serta semakin meneguhkan iai sebagai mitra pemerintah dalam mengatasi kesehatan masyarakat, baik dalam promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.” Ungkapnya.
Nanang menegaskan, IAI merupakan organisasi profesi yang mewadahi aspirasi seluruh sejawat apoteker di Indonesia, khususnya di Kabupaten Kapuas Hulu ini. Organisasi ini merangkul seluruh apoteker yang bekerja di rumah sakit, apotek, klinik, hingga Puskesmas yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu.
Dikatakan Nanang, resistensi antibiotika masih menjadi ancaman kesehatan global yang memerlukan upaya ekstra untuk pengendaliannya. Beberapa faktor yang memicu terus meningkatnya kejadian resistensi antibiotika, antara lain akibat penggunaan yang tidak tepat (misuse) atau penggunaan berlebihan (overuse) dari antibiotik pada penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik pada tata laksananya.
Ditambah dengan kondisi pandemi covid-19 saat ini, ketika banyaknya arus informasi mengenai penggunaan obat yang diyakini dapat mencegah atau mengobati covid-19 mempengaruhi tumbuhnya demand masyarakat pada penggunaan obat, termasuk antibiotika secara tidak tepat.
Selain itu, tambahnya, untuk menekan penggunaan antibiotik yang tidak rasional, peran apoteker sangatlah penting, apoteker pengelola apotek dapat menjadi barrier terjadinya penyerahan antibiotika yang tidak tepat di sarana pelayanan kesehatan. Hal ini, sekaligus menjadi komunikator terkait penggunaan antibiotika yang tepat melalui pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi kepada sejawat tenaga kesehatan maupun masyarakat.
“Untuk itu, kami berharap seminar ini nantinya dapat membantu meningkatkan profesionalisme seorang apoteker dan meningkatkan kerja sama yang baik antara dokter dan apoteker.” Ungkapnya.
Nanang juga berharap agar Rakercab kali ini dapat membawa kebaikan dan kemajuan bagi IAI untuk dunia kesehatan khususnya di kabupaten kapuas hulu serta untuk para anggota agar lebih aktif berpartisipasi dalam kemajuan IAI yang akan berguna untuk seluruh apoteker.
Diketahui, Sejak akhir agustus 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal/acute kidney injury (AKI) yang tajam pada anak usia 0-18 tahun (mayoritas pada usia Balita).
Hingga 18 oktober 2022, jumlah kasus gagal ginjal akut yang dilaporkan sebanyak 206 dari 20 provinsi. Angka kematian sebanyak 99 anak dengan angka kematian pasien yang dirawat di rsupn dr. Cipto mangunkusumo mencapai 65 persen.
Seiring dengan peningkatan tersebut, kemenkes meminta para orang tua untuk tidak panik, tetap tenang, namun selalu waspada terutama ketika anaknya mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut, seperti ada diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk, serta jumlah air seni/air kecil semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali.
Untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan, Kemenkes juga sudah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
Sebelumnya, Kemenkes telah menerbitkan keputusan direktur jenderal pelayanan kesehatan nomor HK.02.02/I/3305/2022 tentang tata laksana dan manajemen klinis gangguan ginjal akut progresif atipikal (atypical progressive acute kidney injury) pada anak di fasilitas pelayanan kesehatan.
Kemenkes juga telah mengeluarkan surat edaran Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang kewajiban penyelidikan epidemiologi dan pelaporan kasus gangguan ginjal akut atipikal (atypical progressive acute kidney injury) pada anak yang ditujukan kepada seluruh Dinas Kesehatan, Fasyankes, dan organisasi profesi.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat juga mengeluarkan surat pemberitahuan dengan Nomor 443/ 7540/Dinkes untuk melakukan langkah-langkah menindaklanjuti kasus ini.
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu telah menerbitkan surat kepala dinas Nomor 442/2886/DKKB/PSDK tanggal 19 Oktober 2022 perihal pembatasan peredaran sementara sediaan sirup obat bebas dan atau bebas terbatas dalam rangka kewaspadaan dan pencegahan terhadap kasus ini.
Lebih lanjut, Nanang juga menerangkan bahwa saat ini tenaga Apoteker di KH berjumlah 43 orang yang tersebar di 23 Puskesmas, 3 Rumah Sakit dan 23 Apotek. Sedangkan, tenaga farmnasi baik S-1 dan Diploma III sebanyak 60 orang. Jumlah tenaga apoteker tersebut masih dirasakan kurang, sehingga beberapa Puskesmas yang belum ada apoteker dibackup langsung oleh apoteker dari Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) Kapuas Hulu.
“Sebanyak 23 apotek dan 1 toko obat yang tersebar di sejumlah kecamatan itu sudah diterbitkan rekomendasi oleh Dinkes dan izin dari PTSP. Saat ini tinggal 1 apotek yaitu, Apotek Unyap Mujarab Semangut yang masih proses perizinan di PTSP Kapuas Hulu.” Jelasnya.
Kemudian, lanjut Nanang, terkait info terkini mengenai larangan obat berupa syrup dan cairan di Indonesia melalui surat edaran dari Kemenkes tanggal 18 oktober 2022 kemarin, pihaknya sudah melalukan rapat koordinasi dengan pihak2 terkait yaitu, Dokter Spesialis Anak RSUD dr. Achmad Diponegoro.
“Rencananya Senin tanggal 24 Oktober 2022 Kadinkes, PP dan KB akan menerbitkan surat himbauan kepada 23 Puskesmas agar para dokter umum maupun apoteker di Puskesmas untuk memberikan obat dalam bentuk racikan dengan dosis yang dianjurkan serta memberikan edukasi kepada masyarakat. Selain itu juga melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti camat, Kapolsek, dan Apotek di wilayah masing-masing.” Tutupnya.(*)

